Melon
>> Jumat, 23 Juli 2010
Asal-usul buah ini sebenarnya tidak diketahui secara pasti. Tapi banyak sumber yang menyebutkan bahwa buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini tersebar luas ke Timur Tengah, Eropa, Amerika dan akhirnya tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.
Buah ini digemari karena selain rasanya nikmat, juga aroma mengagumkan yang keluar darinya. Buah ini dapat kita jumpai dengan mudah di pasar-pasar, supermarket atau bahkan pedagang-pedagang es buah. Biasanya buah ini menjadi santapan segar sehabis makan. Tapi tidak jarang, banyak orang memanfaatkannya untuk dibuat minuman segar yang ditambah dengan es. Bahkan rasa melon belakangan telah dikemas dalam berbagai macam minuman, baik dalam botol maupun kemasan kotak yang indah menawan. Tidak percaya? Cobalah jalan-jalan ke supermarket, maka anda akan menemukan beberapa contohnya.
Sebelum tahun 1980, melon hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agrobisnis yang mencoba menanam melon untuk dibudidayakan di daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda dan Jerman. Kemudian berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah Surakarta. Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar.
Menurut penelitian, unsur-unsur yang terkandung dalam buah melon adalah air, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, yodium serta vitamin A dan C. Para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe. Pertama, tipe netted-melon yang mempunyai ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum disbanding dengan winter-melon; lebih cepat masak antara 75-90 hari; awet dan tahan lama untuk disimpan. Kedua, tipe winter-melon yang ciri-cirinya: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak antara 90-120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk disimpan.
Suatu ketika Abu Dawud pernah mengatakan, “Diantara buah-buahan yang disukai Rasulullah saw. adalah anggur dan melon.”
Kenapa Nabi saw. begitu menyukai buah ini? Karena melon bisa meredakan rasa panas. Jadi bukan sekedar kesegaran yang bisa direguk. Nabi saw. biasa makan melon bersama dengan kurma segar, sebagaimana sabda Beliau: “Yang satu mengusir panas, yang lain mengusir dingin.” (HR. At-Tirmidzi).
Juga ada hadis yang terkenal yang dinisbatkan kepada Ibn Abbas, yang menyatakan bahwa melon adalah makanan dan minuman, serta bau-bauan. Ia mencuci kandung kemih, membersihkan perut, meningkatkan cairan tulang punggung, membantu hubungan seksual, menjernihkan penglihatan dan menghentikan pilek. Akan tetapi, sifat-sifat ini mungkin hanya ada pada melon kuning.
Dalam ilmu medis, sebenarnya bukan rasa manis semata yang bisa diperoleh dari melon, tapi banyak kegunaan dan vitamin yang dikandung buah ini. Jenis melon yang berwarna hijau bersifat dingin dan basah, sedangakan yang berwarna kuning cenderung panas.
Jika digunakan sebagai obat tetes mata, melon bisa membuat mata bercahaya dan semakin mempertajam penglihatan. Ia juga merupakan diuretic dan bisa tercerna dengan cepat. Disampin itu, melon bisa menghilangkan noda-noda hitam di wajah. Caranya dengan menggosok-gosokkan ke bagian muka. Maka wajar, jika kemudian banyak produksi kosmetik yang menggunakan melon sebagai bahan dasar kecantikan.
Buah ini juga membantu mengusir batu dalam ginjal dan kantung kemih. Ia juga berfungsi sebagai obat pencahar bagi setiap cairan yang kebetulan ada dalam perut. Khasiatnya yang lain adalah meredakan rasa panas dalam perut dan kandungan mineralnya bisa menghilangkan keasaman dalam tubuh dan menyembuhkan sembelit. Jika daging yang liat dimasak dengan kulit melon kuning, ia akan menjadi lunak.
Melon yang memenuhi standar kesehatan dan layak dimakan haruslah yang segar, bila sudah membusuk justru akan menyebabkan sakit. Jika dimakan setelah mulai membusuk, ia harus dikeluarkan dari tubuh, sebab dalam keadaan seperti itu ia sudah buruk dan beracun. Jika timbul sakit panas, maka obatnya adalah oximel (sirup yang terbuat dari campuran madu dan cuka), jika dingin obatnya adalah jahe.
Dengan demikian memakan buah melon berarti kita turut menjaga kesehatan diri sebagaimana apa yang dicontohkan Nabi saw.
(Herry Munhanif)
Dikutip dari :
Majalah Hidayah
Edisi 36 hal. 92-93
1 komentar:
bagus infonya sob
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar, kritik ataupun saran anda pada kolom dibawah ini.
Perhatian!!!
Dilarang menyisipkan kata-kata yang mengandung unsur pornografi.
Terimakasih... (^_^)